Sabtu, 25 November 2023

Dampak Negatif Buket dan Kue di Hari Guru: Sebuah Kritik Terhadap Tradisi

Tulisan ini hanya sebagai renungan, tidak bermaksud menyindir siaapapun, hanya melihat fenomena yang kini sedang dan sudah terjadi.

Hari Guru seringkali dianggap sebagai momentum yang tepat untuk menghargai peran guru dalam membentuk generasi penerus. Tradisi memberikan buket bunga dan kue sebagai hadiah menjadi suatu kebiasaan yang umum dilakukan oleh siswa dan orang tua di seluruh dunia. Meski niatnya baik, dan tentunya. mempunyai dampak positif,  tradisi ini ternyata juga dapat memberikan dampak negatif juga, baik terhadap guru maupun siswa. Berikut beberapa dampaknya;


1. Aspek Finansial 

Memberikan buket bunga dan kue pada Hari Guru mungkin terdengar sebagai tindakan yang sederhana, namun terkadang hal ini dapat memberikan tambahan pengeluaran keuangan kepada para guru dan atau murid. Dalam lingkungan sekolah, jika guru dan atau murid merasa terbebani oleh pengeluaran tambahan yang tidak terduga terhadap hal itu, maka jangan memaksakan diri. 

Pemikiran untuk memenuhi ekspektasi tradisi ini bisa mengarah pada tekanan finansial yang tidak perlu. Tapi mungkin hal ini jarang, dan justru malah sebaliknya, bukan guru, tapi siswa. Namun saya yakin biasanya pengeluaran semacam ini bisa saja menjadi hal biasa, demi meramaikan dan menjadikan momen ini sebagai perayaan kebahagiaan.


2. Misintegrasi dalam Pembelajaran Bermakna

Hari Guru seharusnya menjadi hari di mana guru dan siswa dapat fokus sepenuhnya pada proses pembelajaran. Namun, tradisi memberikan buket dan kue bisa mengakibatkan gangguan terhadap kegiatan pembelajaran. Proses pengiriman hadiah dan momen perayaan dapat mengganggu waktu yang seharusnya dialokasikan untuk kegiatan pembelajaran, mengurangi efisiensi waktu yang sudah terbatas. Memang terdengar seperti kaku, saklek, dan serius. Tapi hal ini bisa dilakukan dengan penuh kebermaknaan, belajar dengan bahagia, dan menyenangkan yang temanya dapat dikaitkan dengan hari guru. Murid dapat diasah literasinya dengan memberikan ucapan selamat hari guru sesuai dengan kemampuan literasi dan gaya literasinya. Seperti membuat kartu ucapan berupa puisi, pantun, video, audio, dan sebagainya.

3. Perasaan Tidak Adil, Minder, dan dampak lainnya di Kalangan Siswa dan Guru

Tidak semua siswa memiliki kemampuan finansial yang sama untuk memberikan hadiah pada Hari Guru. Hal ini dapat menciptakan perasaan ketidaksetaraan di antara siswa dan menimbulkan tekanan sosial. Siswa yang tidak mampu memberikan buket atau kue mungkin merasa kurang dihargai atau merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi sosial yang tidak seharusnya menjadi fokus dalam lingkungan pendidikan. Walaupun terkadang memang banyak juga bersumber dari iuran siswa untuk memberikan apresiasi terhadap gurunya. Tidak hanya siswa yang kurang mampu dalam memberikan apresiasi berupa kue, buket, dan atau lainnya, hal ini juga dapat memberikan dampak yang kurang baik juga terhadap guru jika guru tersebut tak satupun mendapat apa yang didapat guru lain. Dan hal ini menurut saya kurang baik terhadap pendidikan terlebih jika satuan pendidikan tersebut berada di desa terpencil yang merasa tabu dalam perayaan dengan cinderamata mata atau lainnya.


4. Arah Perhatian yang kurang Tepat

Memberikan buket dan kue mungkin terkesan sebagai tanda penghargaan, tetapi fokusnya pada aspek material dapat mengalihkan perhatian dari elemen-elemen kritis yang lebih penting dalam pendidikan. Penghargaan yang seharusnya diberikan pada Hari Guru sebaiknya lebih berfokus pada peningkatan kondisi kerja guru, peningkatan fasilitas pendidikan, dan pengakuan akan pencapaian akademis. Bukan berarti guru tidak boleh merayakan kebahagiannya di hari di mana profesinya diiagungkan.

Buket bunga dan kue seringkali menjadi hadiah yang cepat habis atau hanya bertahan untuk waktu yang singkat. Hal ini dapat mengakibatkan pemborosan pangan dan limbah yang tidak perlu. Dalam era ketika kita semakin menyadari pentingnya menjaga lingkungan, memberikan hadiah yang bersifat lebih berkelanjutan dan bermanfaat mungkin akan lebih baik daripada tradisi yang bersifat sementara.

5. Kehawatiran Kurang Objektifnya Guru dalam Memberikan Asesmen terhadap siswa

Ini mungkin hanya kehawatiran saya saja. Saya khawatir jika justru pemberian atau lainnya mengajarkan kepada siswa tentang tradisi pemberian yang terlalu memaksakan dan kurang objektifnya pandangan guru terhadap siswa jika hadiah atau lainnya terdapat perbedaan dari masing-masing siswa atau bahkan yang tidak memberikan sama sekali karena kondisi dan kemampuannya.

6. Munculnya tradisi baru yang hawatir dianggap kewajiban

Kegiatan pemberian apresiasi terhadap guru sebetulnya bisa saja dilaksanakan dengan cara lain selain pemberian cinderamata, kue, buket, atau lainnya seperti apresiasi moril dan atau lainnya yang tidak memberatkan siswa. Hal ini juga saya hawatir jika nantinya menjadi suatu hal yang dianggap wajib oleh kalangan murid di kemudian hari. Perayaan ataupun apresiasi memang sebuah hal yang patut untuk dilaksanakan namun jangan sampai menghilangkan makna yang sesungguhnya dari hati guru.

Kesimpulan

Kritik ini hanya sebagai pengingat untuk saya pribadi sebagai pelaku pendidikan, dan sebagai bahan renungan tentang bagaimana sebaiknya mengajarkan dan mendidik yang tepat untuk murid kita di hari guru yang baik ini.

Meskipun memberikan buket bunga dan kue pada Hari Guru memiliki niat baik, penting untuk mempertimbangkan dampak negatif yang dapat timbul dari tradisi ini.

Perlu juga kita memberikan pemahaman kepada siswa tentang arti dari ulang tahun, hari guru,  dan perayaan lainnya. 

Maka, perubahan fokus dari hadiah dari bentuk material kepada bentuk penghargaan yang lebih bermakna dan berkelanjutan dapat membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih seimbang dan adil bagi guru dan siswa.


Selamat Hari Guru Nasional

Saiful Jamil

1 komentar:

  1. Berbahagialah sekolah dapat melaksanakan HUT PGRI dan HGN, ini adalah sebuah momen, harinya bagi para guru untuk" bercengkrama" sesama dengan gaya guru. Hal-hal lain yang melampiri kegiatan lumrah saja asal mengukur kemampuan.

    BalasHapus

Terimakasih telah memberikan komentarnya

Rakor 17 Mei 2024

Undangan Rakor KS Lomba-lomba FLS2N Prov (daring) Unggah video maksimal 30 Juni 2024 OSN Uji coba 20 Mei Pelaksanaan tingkat kabupaten, 27-2...