Saturday, November 19, 2022

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN (UTS/1/2022)

 

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN 

Oleh

SAIFUL JAMIL

NIM 2022708701046

 

PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Menurut Para ahli seperti Hersey dan Blanchard, “Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi”. Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang disebutnya dengan “3A”, yakni:

1.        alighting (menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya),

2.        aligning (menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju kearah yang sama).

3.        allowing (memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja).

 

Sedangkan secara etimologi pada  kajian bahasa Indonesia pemimpin dan kepemimpinan berasal dari kata dasar yang sama yaitu pimpin (to lead) dan kemudian berimbuhan (konjungsi) infiks (sisipan) –em- dan berubah menjadi pemimpin (leader) dan kemudian mendapat Konfiks ke-an sehingga berubah menjadi kepemimpinan (leadership). Dengan demikian pada kata kepemimpinan terdapat hubungan antara manusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan/ketaatan para bawahan karena dipengaruhi olen kewibawaan pemimpin. 

 

Apabila dihubungkan dengan manajemen maka kepemimpinan tersebut dibatasi oleh aturan-aturan birokrasi dan tatakrama organisasi. Dengan kata lain bahwa manajemen/manajer merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan. Munir (1988) menyebut dengan kepemimpinan dalam organisasi kerja atau kepemimpinan manajemen yaitu suatu kepemimpinan yang bersifat sebagai proses pengarahan terhadap pencapaian tujuan dan pembinaan atas tenaga atau orang yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan itu dengan cara mempengaruhi, memotivasi dan mengendalikannya.

 

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Siagian (1988) menyatakan bahwa: ditinjau dari segi manajemen, kepemimpinan harus diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela, mampu dan dapat mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan efisien, efektif dan ekonomis.

 

Pemimpin dan kepemimpinan tersebut bersifat universal, artinya selalu ada dan senantiasa diperlukan pada setiap usaha bersama manusia dalam segenap organisasi mulai dari tingkat yang paling kecil atau intim, yaitu keluarga, sampai pada tingkat desa, kota, negara, dari tingkat lokal, regional sampai nasional dan internasional, di manapun dan kapanpun juga. Pengertian kepemimpinan demikian mempunyai ruang lingkup yang luas. Artinya bisa saja terjadi di luar organisasi/perusahaan yang tanpa dibatasi oleh aturan dan birokrasi serta tatakrama organisasi, yaitu manakala seorang mampu mempengaruhi orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan.

 

PERBEDAAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Dari beberapa pendapat para ahli dan terori-teori tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa yang disebut dengan pemimpin adalah jika seseorang mampu memengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu proses yang mengarahkan dan mempengaruhi serta melibatkan/menggerakkan orang lain atau kelompok orang untuk mencapai tujuan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu.

 

Dengan demikian, disebut berkepemimpinan jika di dalamnya terpenuhi unsur-unsur sebagai berikut : 

a. Ada orang-orang atau pihak yang mempengaruhi atau menggerakkan (yang memimpin/pimpinan). 

b. Ada orang-orang atau pihak yang dipengaruhi atau digerakkan untuk mencapai tujuan tertentu (yang dipimpin/bawahan). 

Jadi, makna dari pemimpin dan kepemimpinan adalah kata berbeda

 

PEMIMPIN DIBUAT ATAU DILAHIRKAN?

Great-Man Theory berpendapat bahwa pemimpin adalah pemimpin terlahir dan bahwa hanya orang-orang yang diberkahi dengan potensi heroik yang bisa menjadi pemimpin. Dia berpendapat bahwa orang-orang besar dilahirkan, bukan diciptakan dengan perspektif yang menyoroti dampak yang bisa dibuat oleh Manusia luar biasa tersebut. Great-Man Theory menganggap bahwa kapasitas untuk kepemimpinan melekat, bahwa pemimpin besar dilahirkan, bukan dibuat. Pemimpin dalam bayangan Le Bon adalah ‘orang besar’. Mereka bukan manajer, tetapi pemimpin. Mereka dilahirkan, bukan diciptakan. Dengan kata lain mereka adalah orang-orang yang diberi anugerah yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Mereka bahkan tidak lahir dari proses terjadinya kerumunan itu sendiri. Tanpa ada atau tidak adanya kerumunan, mereka adalah orang-orang yang ditakdirkan untuk untuk memimpin. Dalam literatur kepemimpinan modern, apa yang dibayangkan oleh Le Bon tentang pemimpin adalah mereka yang membawa sifat bawaan (trait approach). Seorang pemimpin dilahirkan karena memang dia sejak awal sudah mempunyai bakat memimpin. Kemampuan ini tidak muncul dari interaksi dan komunikasi sehari-hari, melainkan diturunkan dari generasi ke generasi pada individu-individu tertentu.

Pernyataan-pertanyaan dari pernyatan-pernyataan tersebut diatas seperti pula pada pertanyaan pilihan apakah ayam atau telur yang lebih dahulu, tipikal pemimpin kharismatik adalah jawaban untuk mengatasinya. Itu artinya, baik mentalitas maupun struktur politis yang menyumbang peran masing-masing terhadap proses terbentuknya pemimpin baik yang kemudian bergerak ke arah konstruktif atau destruktif.

 

HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Hakikat memiliki pengertian “makna yang sebenarnya” atau “makna yang paling dasar dari sesuatu”, seperti benda, kondisi atau pemikiran. Sedangkan Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah.

 

Dalam terminologi yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah, kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha bersama.1 Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang menduduki posisi strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab pada sebuah organisasi.

 

Untuk memperluas wawasan kita terhadap hakikat kepemimpinan, mari kita simak beberapa definisi dari kepemimpinan, berdasarkan para pakar:

1. Kootz & O’donnel (1984), mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh- sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

2. Georger R. Terry (1960), kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan bersama.

3. Slamet (2002), kepemimpinan merupakan suatu kemampuan proses, atau fungsi, pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

4. Thoha (1983), kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi prilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.

 

Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi/menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu hal tertentu. Secara terminologi terdapat beberapa definisi tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

 

Dari beberapa pendapat para pakar diatas penulis mendefinisikan bahwa hakikat kepemimpinan adalah proses atau fungsi secara adil, arif, dan bijaksana untuk mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh- sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentudalam rangka berusaha mencapai tujuan bersama.

 

INTEGRITAS PEMIMPIN

Kata integritas dalam bahasa Latin adalah “integrate”, artinya komplit, utuh  dan  sempurna  (tidak  ada  cacat).    Integritas  adalah  tanpa  kedok,  bertindak  sesuai  dengan  yang  diucapkan,  konsisten  antara   iman   dan   perbuatan,   antara   sikap   dan   tindakan. Dalam   konteks ini, integritas adalah rasa batin “keutuhan” yang berasal dari kualitas    seperti    kejujuran    dan    konsistensi    karakter.    Dengan    demikian, seseorang dapat menghakimi bahwa orang lain “memiliki integritas” sejauh  bahwa  mereka  bertindak  sesuai  dengan,  nilai  dan  prinsip   keyakinan   mereka   mengklaim   memegang. Sedangkan   menurut    kamus  besar  bahasa  Indonesia,    n·teg·ri·tasn mutu,  sifat, atau  keadaan  yang  menunjukkan  kesatuan  yg  utuh  sehingga  memiliki  potensi dan kemampuan yangg memancarkan kewibawaan; kejujuran. Hakikat seorang pemimpin harus mempunyai integritas yang tinggi. Beberapa integritas yang harus dimiliki pemimpin adalah sebagai berikut:

1.      Integritas Moral

Secara etimologi istilah moral berasal dari bahasa Latin  mos,  moris  (adat,  istiadat,  kebiasaan,  cara,  tingkah  laku,  kelakuan)  mores  (adat  istiadat,  kelakuan,  tabiat,  watak,  akhlak). Moral  berasal  dari  Bahasa  Latin  yaitu    Moralitas    adalah  istilah  manusia  menyebut  ke  manusia  atau  orang  lainnya  dalam  tindakan  yang mempunyai nilai positif. 

2.      Integritas Intelektual

Peningkatan modal intelektual merupakan kapabilitas pemimpin organisasi adalah untuk menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan. Modal intelektual seorang pemimpin merupakan produk dari interaksi antara kompetensi dengan komitmen yang dimilikinya. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan pelatihan dan dan kerlanjutan. Upaya untuk meningkatkan komitmen dengan cara pengukuhan komitmen atas fungsinya agar dapat dengan penuh semangat melaksanakan pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab sehingga ia menyadari bahwa organisasi tempatnya bekerja merupakan tempat mencari nafkah dan sekaligus wahana menentukan masa depan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

3.      Integritas Intelegensi

Seorang pemimpin harus mempunyai tingkat intelegensi yang memadai sesuai dengan peran dan bidangnya. Secara universal, konsep kecerdasan dalam kajian sejarah manusia sejalah dengan dinamika perkembangan dan perjalanan manusia saat ini, bahkan Martin Mc Cormack menggambarkan beberapa karekter manusia sebagai makhluk sosial yang dapat melahirkan kebijaksanaan, (Fauzi, 2017). Kecerdasan emotional intellegence terdiri dari dua perkataan yaitu; kecerdasan dan emosional yang dapat ditafsirkan dengan kemampuan, sedangkan emosional dimaknai dengan pemikiran yang berkenaan dengan tindakan dan perasaan seseorang, (Martin L. Barbara dan Leslie J Briggs, 1980). Demikian secara bahasa, intelegensi berasal dari bahasa Latin Intellegere yang ditafsirkan dengan proses penyatuan dan penghubungan antara satu dengan yang lainnya. Sehubungan dengan hal di atas, secara mendalam makna intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan dalam diri individu, untuk memahami secara cepat mengenai suatu keadaaan baru yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut.

4.      Integritas Skill

Dalam teori kepemimpinan skill, pengetahuan, kemampuan (Northouse, 2013), dan keahlian (Chow et al., 2017) sangat diperlukan supaya menjadi pemimpin yang efektif. Berdasarkan teori skill terdapat tiga skill yang diperlukan pemimpin, yaitu teknis, manusia, dan konseptual (Harrison, 2018; Northouse, 2013). Keterampilan teknis adalah pengetahuan dan keahlian pada jenis pekerjaan tertentu, misalnya pengetahuan yang benar tentang organisasi termasuk hasil dan pelayanannya. Keterampilan manusia adalah pengetahauan dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain, seperti pemahaman tentang perilaku manusia, proses kelompok dan kemampuan mengerti perasaan, sikap, dan motif orang lain. Keterampilan konseptual merupakan pengetahuan dan kemampuan dengan melibatkan ide dan konsep, misalnya pembuatan keputusan yang baik, memiliki visi ke depan, kreativitas, dan mampu memahami situasi yang tidak pasti dan membingungkan. Selain itu, tiga kompetensi utama lainnya adalah pemecahan masalah (problem solving), keterampilan penilaian sosial (social judgement), dan pengetahuan (Harrison, 2018; Northouse, 2013). Skill kepemimpinan merupakan faktor utama dalam pekerjaan pada abad kedua puluh satu (Chow et al., 2017). Hal ini terkait kontribusi teori skill sangat penting bagi setiap organisasi dalam hal pemgembangan skill pemimpin, setiap orang memiliki potensi sebagai pemimpin, terdapat beragam komponen dalam kepemimpinan, dan membantu dalam penyusunan program pengembangan kepemimpinan (Northouse, 2013). Oleh karena itu, teori ini semakin diminati oleh para peneliti dalam upaya mengembangkan kepemimpinan yang efektif. Misalnya, Mumford et al. (2007) leadership skill requirements are conceptualized as being layered (strata menemukan empat skill kepemimpinan yaitu kognitif, personal, bisnis, dan strategik.

 

KEPEMIMPINAN EFEKTIF

Kepemimpinan yang efektif untuk diterapkan adalah sesuai dengan orang yang dipimpinnya (kondisi dan situasi). Begitu juga dengan kepemimpinan di lembaga pendidikan Islam akan sangat efektif sesuai dengan kondisi dan situasi yang muncul pada saat itu. Tidak ada gaya kepemimpin yang lebih efektif melainkan dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Dalam manajemen sebuah lembaga pendidikan Islam harus mempunyai beberapa komponen yang tepat sehingga menghasilkan suatu kinerja yang tepat dan bijaksana antara lain planning, organizing, actuating, dan controlling.

 

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemimpin yang efektif adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1.    Mampu memberdayakan bawahannya untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan prosedur yang baik, lancar dan produktif.

2.    Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3.    Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujutkan tujuan lembaga pendidikan yang diharapkan

4.    Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan.

5. Bekerja dengan Tim manajemen.

6. Berhasil mewujutkan visi dan misi pada lembaga tersebut secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.

 

Dengan demikian, untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif, manajemen kepemimpinan pada suatu lembaga merupakan tolok ukur dalam mengelola bagus tidaknya mutu sebuah lembaga pendidikan. Indikator kepemimpinan yang efektif dan produktif akan terlihat jika seorang pemimpin mampu berdaya dan memberdayakan, disiplin, keratif, inovatif, harmonis, dewasa, kolaboratif, sehingga dapat mewujudkan visi misi sesuai dengan target yang telah direncanakan.

 

ORGANISASI MEMBUTUHKAN PEMIMPIN

Organisasi dapat terlaksana dengan baik, jika pemimpin mampu menjalankan peran, tugas, pokok dan fungsinya dengan baik. Peranan pemimpin dalam organisasi sangat diperlukan agar dapat memengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan bawahannya dalam organisasi. Dalam mengembangkan organisasi, seorang pemimpin harus mempunyai nilai dan kepercayaan yang jelas dan kuat tentang tujuan organisasi yang diinginkan. Pemimpin memiliki kontribusi sebagai pencipta dan membentuk karakter organisasi, sebab dengan karakter pemimpin yang memiliki kemampuan dan kekuasaan yang baik maka tujuan organisasi akan  mudah dicapai. Selain itu, pemimpin memiliki visi dan misi, kemudian memberikan contoh dan menyebarkannya yang kemudian diikuti oleh bawahannya. Hubungan yang saling terbuka dan percaya merupakan hal yang mendukung penyebaran nilai-nilai dan norma yang ada dalam budaya organisasi. Peranan pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi tercermin pada integrasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa dan tata cara yang berlaku, adanya norma-norma yang berlaku seperti standar dan ketentuan perilaku, termasuk petunjuk tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan, nilai-nilai penting yang hendak ditanamkan, dibangun, dan dipahami bersama oleh segenap anggota organisasi. Misalnya kualitas pelayanan, efesiensi, dan lain-lain. Setelah terbentuknya karakter organisasi, maka akan memberikan anggota organisasi pemahaman tentang cara-cara atau pola berperilaku, berpikir serta para anggota organisasi dapat pula berperan aktif dalam pengambilan keputusan. Apabila pemimpin membentuk budaya tersebut, maka mereka tidak membentuknya berdasarkan pilihan sendiri, melainkan melalui interaksi terus-menerus dengan anggota organisasi yang lain. Ini berarti seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan komunikasi strategis dan dasar power yang kuat (Kertahadi, 2003: 32).

Untuk mewujudkan seorang pemimpin yang efektif dan berkualitas, maka dapat dipaparkan beberapa gaya kepemimpinan yang dapat dijadikan sebagai acuan sebagai berikut:

1.    Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Visioner. 

Gaya kepemimpinan dalam organisasi yang pertama di abad ke-21 adalah visioner. Seorang pemimpin dalam organisasi perlu menjadi individu yang visioner, dimana dirinya mampu untuk merancang tujuan dan visi misi yang jelas, serta meyakinkan seluruh anggotanya bahwa mereka sedang menuju jalan keberhasilan.Beberapa contoh kepemimpinan dalam organisasi adalah para pemimpinnya mampu mengamati dan mendengarkan orang-orangnya dalam lapisan organisasi apapun. Selain itu, mereka juga mampu untuk mempertimbangkan dan mengintegrasikan berbagai perspektif orang lain dengan pemikiran original yang mereka miliki. Tidak hanya itu, sebagai pemimpin yang visioner, mereka mampu bekerja dengan baik dalam tim dan membimbing anggotanya untuk menuju visi misi yang diharapkan.

2.    Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Arsitek. 

Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, seorang pemimpin sebenarnya sedang menjadi arsitek organisasi yang terarah. Para pemimpin dalam organisasi bukan hanya dituntut untuk merancang rencana masa depan, namun mereka juga diharapkan dapat mendesain organisasi menjadi sebuah sistem yang transparan dan canggih. Dalam hal ini, para pemimpin juga diharapkan secara berkala memeriksa desain inti dari dasar organisasi tersebut. Misalnya, mengecek kembali tentang bagaimana produk-produk organisasi dapat diproduksi secara efisien, bagaimana jumlah penjualan dapat ditingkatkan, bagaimana cara meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan, dan lain-lain. Peran kepemimpinan dalam organisasi abad ke-21 harus mampu menjadi arsitek yang tangguh dalam membangun model bisnis di dalam organisasinya.

3.    Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Katalisator (Catalyst).

Sebagai seorang pemimpin di dalam organisasi, terutama di abad ke-21, para pemimpin dituntut untuk memiliki gaya kepemimpinan seperti katalisator atau catalyst. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan katalisator perlu melakukan hal-hal seperti di bawah ini: 

-          Menyingkirkan segala hambatan yang dirasakan oleh anggota tim dan mendukung ide-ide cemerlang mereka agar menjadi kenyataan.

-          Membina hubungan yang baik ke seluruh lapisan organisasi. 

-          Membantu orang-orang dalam menghubungkan apa yang mereka kerjakan dengan visi dan misi organisasi.

-          Membangun lingkungan kerja yang inklusif, dan membantu meningkatkan motivasi anggota organisasi. 

4.    Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Pelatih (Coach).

Kepemimpinan dalam organisasi akan terasa tidak lengkap jika pemimpinnya tidak bertindak sebagai pelatih (coach) bagi para karyawan atau anggota timnya. Ketika seorang pemimpin berhasil membimbing para anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan, maka secara otomatis organisasi tersebut akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Tidak hanya itu, para karyawannya juga akan berpikir lebih strategis dan mencoba mengasah kemampuan mereka untuk bekerja lebih baik dalam kolaborasi yang harmonis. 

 

Dengan mencermati 4 gaya kepemimpinan dalam organisasi di atas, terutama di abad 21 yang modern ini, maka untuk mengenal dan memahami keutamaan apa saja yang terkandung pada kepemimpinan dalam organisasi, mari kita simak beberapa keutamaan pemimpin dalam orghanisasi sebagai berikut:

1.      Membantu Mempengaruhi Perilaku Orang Lain. 

Kepemimpinan dalam organisasi yang kuat akan membentuk seorang pemimpin yang mampu memengaruhi anggota timnya. Para pemimpin ini mampu membawa para anggotanya untuk tetap berada di bawah kendalinya. Tentunya, pengendalian ini akan tetap berada di jalur yang baik yaitu, jalur untuk meraih kesuksesan organisasi yang diinginkan bersama.  

2.      Membantu dalam Menyelesaikan Konflik secara Efektif.

Kepemimpinan dalam organisasi yang efektif menuntut para pemimpin agar mampu menyelesaikan tantangan dan masalah yang dihadapi. Karena dalam berorganisasi berbagai konflik organisasi, baik konflik internal maupun eksternal. Kepemimpinan dalam organisasi yang efektif mengizinkan para pemimpin untuk selalu memfasilitasi, memperhatikan, mengapresiasi, dan memberikan solusi terhadap para anggota dalam mengekspresikan pendapat dan ide-ide anggota. Dengan menerapkan kepemimpinan efektif, maka pemimpin diharapkan akan mampu mencari solusi konflik yang tepat dengan risiko yang sekecil-kecilnya.  

3.      Membantu Para Anggota dalam Memenuhi Kebutuhan Mereka. 

Seorang pemimpin yang baik akan selalu berusaha dalam menjalin hubungan yang baik dengan para anggotanya, ini dilakukannya pada seluruh lapisan organisasi. Tidak hanya hubungan baik yang dibina, namun para pemimpin ini juga akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. Sebagai contoh, pemimpin tahu pengembangan diri seperti apa yang diharapkan anggotanya di dalam organisasi, sehingga dirinya berusaha untuk memenuhinya. Para pemimpin yang seperti ini sangat paham bahwa setiap kali pemimpin menaruh fokus dan perhatiannya pada kebutuhan karyawan, maka karyawan akan bekerja dengan dedikasi dan antusiasme yang lebih tinggi. Kepemimpinan dalam organisasi yang efektif akan membantu para pemimpin dan anggota berada dalam hubungan yang harmonis.  

4.      Membantu Memperkenalkan Perubahan Baru yang Diperlukan Organisasi. 

Kepemimpinan dalam organisasi di abad 21 benar-benar menghadirkan lingkungan bisnis yang berubah dengan sangat cepat. Konsekuensinya, organisasi yang tidak mau beradaptasi pada perubahan yang ada, mereka harus siap untuk tertinggal dengan organisasi lainnya. Oleh karena itu, akan ada banyak perubahan yang memang harus diperkenalkan oleh pemimpin kepada anggota timnya di dalam organisasi. Jika hal ini tidak dilakukan, para karyawan juga tidak akan mampu untuk mengikuti segala perkembangan dan perubahan yang ada. Sedangkan, karyawan adalah salah satu sumber daya dan kekuatan terbesar dalam setiap organisasi. Melalui kepemimpinan dalam organisasi yang efektif, maka pemimpin dan karyawan akan mampu menaklukkan segala perubahan bersama-sama dengan sangat baik.  

5.      Membantu Pelatihan dan Pengembangan Para Karyawan di dalam Organisasi. 

Keutamaan lain yang ada pada kepemimpinan dalam organisasi adalah ikut membantu segala pelatihan dan pengembangan kompetensi anggota. Dengan melakukan hal ini, para pemimpin secara tidak langsung sedang membentuk calon para pemimpin baru di masa mendatang. 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amri, Husnul. 2016. “Kepemimpinan Yang Efektif”. Jurnal. Banten : Widyaiswara

Ahli Madya Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten

Dedi Novianto. (2011). Kepemimpinan Karismatik Dalam Pendidikan Islam. Diambil pada tanggal 29 Juni 2021 dari

https://dedinoviyanto.com/my-papers/kepemimpinan-kharismatik-dalam-pendidikan-islam/

Rivai, H. Veithzal (2012). Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

 

Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan Bandung: Pustaka Setia.

Irawanto, D. W. (2008). Kepemimpinan Esensi dan Realitas. Malang: Banyumedia.

 

Kartono, K. (2008). Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

Hassan, Abdullah dan Ainon Muhamad. 1998. Komunikasi untuk pemimpin. Kuala Lumpur:

Utusan Publication & Distributors Sdn. Bhd.

 

Rivai, dan Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Radja Grafindo

Persada.

 

Moedjiono Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta : UII. Press.

 

https://www.studilmu.com/blogs/details/mengenal-gaya-kepemimpinan-dalam-organisasi-dan-5-keutamaannya

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentarnya

RAKOR KS PULPA 9 JANUARI 2025

 Surat Undangan RAKOR Notulen RAKOR