PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
Oleh
SAIFUL JAMIL
NIM 2022708701046
PENGERTIAN PEMIMPIN DAN
KEPEMIMPINAN
Menurut Para ahli
seperti Hersey dan Blanchard, “Pemimpin adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang
telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi”. Dalam perspektif yang lebih
sederhana, Morgan (1996 : 156) mengemukakan tiga macam peran pemimpin yang
disebutnya dengan “3A”, yakni:
1.
alighting (menyalakan semangat
pekerja dengan tujuan individunya),
2.
aligning (menggabungkan tujuan
individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju kearah yang
sama).
3.
allowing (memberikan
keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara mereka bekerja).
Sedangkan secara etimologi pada kajian bahasa Indonesia pemimpin dan kepemimpinan berasal
dari kata dasar yang sama yaitu pimpin (to lead) dan kemudian
berimbuhan (konjungsi) infiks (sisipan) –em- dan berubah menjadi pemimpin (leader) dan
kemudian mendapat Konfiks ke-an sehingga berubah menjadi kepemimpinan (leadership). Dengan
demikian pada kata kepemimpinan terdapat hubungan antara manusia yaitu hubungan
mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan/ketaatan para bawahan
karena dipengaruhi olen kewibawaan pemimpin.
Apabila dihubungkan dengan manajemen maka kepemimpinan tersebut dibatasi
oleh aturan-aturan birokrasi dan tatakrama organisasi. Dengan kata lain bahwa
manajemen/manajer merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan.
Munir (1988) menyebut dengan kepemimpinan dalam organisasi kerja atau
kepemimpinan manajemen yaitu suatu kepemimpinan yang bersifat sebagai proses
pengarahan terhadap pencapaian tujuan dan pembinaan atas tenaga atau orang yang
terlibat dalam proses pencapaian tujuan itu dengan cara mempengaruhi,
memotivasi dan mengendalikannya.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Siagian
(1988) menyatakan bahwa: ditinjau dari segi manajemen, kepemimpinan harus diartikan
sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela,
mampu dan dapat mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya dengan efisien, efektif dan ekonomis.
Pemimpin dan
kepemimpinan tersebut
bersifat universal, artinya selalu ada dan senantiasa diperlukan pada setiap
usaha bersama manusia dalam segenap organisasi mulai dari tingkat yang paling
kecil atau intim, yaitu keluarga, sampai pada tingkat desa, kota, negara, dari
tingkat lokal, regional sampai nasional dan internasional, di manapun dan
kapanpun juga. Pengertian
kepemimpinan demikian mempunyai ruang lingkup yang luas. Artinya
bisa saja terjadi di luar organisasi/perusahaan yang tanpa dibatasi oleh aturan
dan birokrasi serta tatakrama organisasi, yaitu manakala seorang mampu
mempengaruhi orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan.
PERBEDAAN PEMIMPIN DAN
KEPEMIMPINAN
Dari beberapa pendapat para ahli dan
terori-teori tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa yang disebut dengan pemimpin adalah
jika seseorang mampu memengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu proses yang mengarahkan
dan mempengaruhi serta melibatkan/menggerakkan orang lain atau kelompok orang
untuk mencapai tujuan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu.
Dengan demikian, disebut berkepemimpinan jika di
dalamnya terpenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
a. Ada orang-orang atau pihak yang mempengaruhi atau
menggerakkan (yang memimpin/pimpinan).
b. Ada orang-orang atau pihak yang dipengaruhi atau
digerakkan untuk mencapai tujuan tertentu (yang dipimpin/bawahan).
Jadi, makna dari pemimpin dan kepemimpinan adalah kata berbeda
PEMIMPIN DIBUAT ATAU
DILAHIRKAN?
Great-Man
Theory berpendapat bahwa pemimpin adalah pemimpin terlahir dan bahwa hanya
orang-orang yang diberkahi dengan potensi heroik yang bisa menjadi pemimpin.
Dia berpendapat bahwa orang-orang besar dilahirkan, bukan diciptakan dengan
perspektif yang menyoroti dampak yang bisa dibuat oleh Manusia luar biasa
tersebut. Great-Man Theory menganggap bahwa kapasitas untuk kepemimpinan
melekat, bahwa pemimpin besar dilahirkan, bukan dibuat. Pemimpin dalam bayangan
Le Bon adalah ‘orang besar’. Mereka bukan manajer, tetapi pemimpin. Mereka
dilahirkan, bukan diciptakan. Dengan kata lain mereka adalah orang-orang yang
diberi anugerah yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Mereka bahkan tidak
lahir dari proses terjadinya kerumunan itu sendiri. Tanpa ada atau tidak adanya
kerumunan, mereka adalah orang-orang yang ditakdirkan untuk untuk memimpin.
Dalam literatur kepemimpinan modern, apa yang dibayangkan oleh Le Bon tentang
pemimpin adalah mereka yang membawa sifat bawaan (trait approach). Seorang pemimpin dilahirkan karena memang dia
sejak awal sudah mempunyai bakat memimpin. Kemampuan ini tidak muncul dari
interaksi dan komunikasi sehari-hari, melainkan diturunkan dari generasi ke
generasi pada individu-individu tertentu.
Pernyataan-pertanyaan
dari pernyatan-pernyataan tersebut diatas seperti pula pada pertanyaan pilihan
apakah ayam atau telur yang lebih dahulu, tipikal pemimpin kharismatik adalah
jawaban untuk mengatasinya. Itu artinya, baik mentalitas maupun struktur
politis yang menyumbang peran masing-masing terhadap proses terbentuknya
pemimpin baik yang kemudian bergerak ke arah konstruktif atau destruktif.
HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Hakikat memiliki pengertian “makna yang sebenarnya” atau “makna
yang paling dasar dari sesuatu”, seperti benda, kondisi atau pemikiran.
Sedangkan Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership dan dalam bahasa arab disebut Zi’amah atau Imamah.
Dalam terminologi yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah,
kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan,
mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha
bersama.1 Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang
menduduki posisi strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab
pada sebuah organisasi.
Untuk memperluas wawasan kita terhadap hakikat kepemimpinan, mari
kita simak beberapa definisi dari kepemimpinan, berdasarkan para pakar:
1. Kootz
& O’donnel (1984), mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi
sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh- sungguh untuk meraih tujuan
kelompoknya.
2. Georger R.
Terry (1960), kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk
berusaha mencapai tujuan bersama.
3. Slamet
(2002), kepemimpinan merupakan suatu kemampuan proses, atau fungsi, pada
umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
4. Thoha (1983), kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
prilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Kepemimpinan
merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi/menggerakkan orang lain untuk
melakukan sesuatu hal tertentu. Secara terminologi terdapat beberapa definisi
tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang dapat
menjadi pemimpin (leader) melalui
aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam rangka mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan.
Dari
beberapa pendapat para pakar diatas penulis mendefinisikan bahwa hakikat
kepemimpinan adalah proses atau fungsi secara adil, arif, dan bijaksana untuk mempengaruhi
sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh- sungguh untuk meraih tujuan
kelompoknya agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentudalam
rangka berusaha mencapai tujuan bersama.
INTEGRITAS PEMIMPIN
Kata
integritas dalam bahasa Latin adalah “integrate”, artinya komplit, utuh dan
sempurna (tidak ada
cacat). Integritas adalah
tanpa kedok, bertindak
sesuai dengan yang
diucapkan, konsisten antara
iman dan perbuatan,
antara sikap dan
tindakan. Dalam konteks ini,
integritas adalah rasa batin “keutuhan” yang berasal dari kualitas seperti
kejujuran dan konsistensi karakter.
Dengan demikian, seseorang
dapat menghakimi bahwa orang lain “memiliki integritas” sejauh bahwa
mereka bertindak sesuai
dengan, nilai dan
prinsip keyakinan
mereka mengklaim memegang. Sedangkan menurut
kamus besar bahasa
Indonesia, n·teg·ri·tasn mutu, sifat,
atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yg
utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yangg memancarkan kewibawaan; kejujuran. Hakikat
seorang pemimpin harus mempunyai integritas yang tinggi. Beberapa integritas
yang harus dimiliki pemimpin adalah sebagai berikut:
1.
Integritas Moral
Secara etimologi istilah
moral berasal dari bahasa Latin mos,
moris (adat, istiadat,
kebiasaan, cara, tingkah
laku, kelakuan) mores
(adat istiadat, kelakuan,
tabiat, watak, akhlak). Moral berasal
dari Bahasa Latin
yaitu Moralitas adalah
istilah manusia menyebut
ke manusia atau
orang lainnya dalam
tindakan yang mempunyai nilai
positif.
2. Integritas Intelektual
Peningkatan modal intelektual merupakan
kapabilitas pemimpin organisasi adalah untuk menciptakan, melakukan transfer,
dan mengimplementasikan pengetahuan. Modal intelektual seorang pemimpin
merupakan produk dari interaksi antara kompetensi dengan komitmen yang
dimilikinya. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan pelatihan dan dan
kerlanjutan. Upaya untuk meningkatkan komitmen dengan cara pengukuhan komitmen
atas fungsinya agar dapat dengan penuh semangat melaksanakan pekerjaannya
dengan penuh tanggungjawab sehingga ia menyadari bahwa organisasi tempatnya bekerja
merupakan tempat mencari nafkah dan sekaligus wahana menentukan masa depan
keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
3. Integritas Intelegensi
Seorang pemimpin harus mempunyai tingkat
intelegensi yang memadai sesuai dengan peran dan bidangnya. Secara
universal, konsep kecerdasan dalam kajian sejarah manusia sejalah dengan
dinamika perkembangan dan perjalanan manusia saat ini, bahkan Martin Mc Cormack
menggambarkan beberapa karekter manusia sebagai makhluk sosial yang dapat
melahirkan kebijaksanaan, (Fauzi, 2017). Kecerdasan emotional intellegence
terdiri dari dua perkataan yaitu; kecerdasan dan emosional yang dapat
ditafsirkan dengan kemampuan, sedangkan emosional dimaknai dengan pemikiran
yang berkenaan dengan tindakan dan perasaan seseorang, (Martin L. Barbara dan
Leslie J Briggs, 1980). Demikian secara bahasa, intelegensi berasal dari bahasa
Latin Intellegere yang ditafsirkan
dengan proses penyatuan dan penghubungan antara satu dengan yang lainnya.
Sehubungan dengan hal di atas, secara mendalam makna intelegensi dapat
diartikan sebagai kemampuan dalam diri individu, untuk memahami secara cepat
mengenai suatu keadaaan baru yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan tersebut.
4.
Integritas Skill
Dalam
teori kepemimpinan skill,
pengetahuan, kemampuan (Northouse, 2013), dan keahlian (Chow et al., 2017)
sangat diperlukan supaya menjadi pemimpin yang efektif. Berdasarkan teori skill terdapat tiga skill yang diperlukan pemimpin, yaitu teknis, manusia, dan
konseptual (Harrison, 2018; Northouse, 2013). Keterampilan teknis adalah
pengetahuan dan keahlian pada jenis pekerjaan tertentu, misalnya pengetahuan
yang benar tentang organisasi termasuk hasil dan pelayanannya. Keterampilan
manusia adalah pengetahauan dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain,
seperti pemahaman tentang perilaku manusia, proses kelompok dan kemampuan
mengerti perasaan, sikap, dan motif orang lain. Keterampilan konseptual
merupakan pengetahuan dan kemampuan dengan melibatkan ide dan konsep, misalnya
pembuatan keputusan yang baik, memiliki visi ke depan, kreativitas, dan mampu
memahami situasi yang tidak pasti dan membingungkan. Selain itu, tiga
kompetensi utama lainnya adalah pemecahan masalah (problem solving),
keterampilan penilaian sosial (social judgement), dan pengetahuan (Harrison,
2018; Northouse, 2013). Skill kepemimpinan merupakan faktor utama dalam
pekerjaan pada abad kedua puluh satu (Chow et al., 2017). Hal ini terkait
kontribusi teori skill sangat penting bagi setiap organisasi dalam hal
pemgembangan skill pemimpin, setiap orang memiliki potensi sebagai pemimpin,
terdapat beragam komponen dalam kepemimpinan, dan membantu dalam penyusunan
program pengembangan kepemimpinan (Northouse, 2013). Oleh karena itu, teori ini
semakin diminati oleh para peneliti dalam upaya mengembangkan kepemimpinan yang
efektif. Misalnya, Mumford et al. (2007) leadership
skill requirements are conceptualized as being layered (strata menemukan
empat skill kepemimpinan yaitu kognitif, personal, bisnis, dan strategik.
KEPEMIMPINAN EFEKTIF
Kepemimpinan
yang efektif untuk diterapkan adalah sesuai dengan orang yang dipimpinnya
(kondisi dan situasi). Begitu juga dengan kepemimpinan di lembaga pendidikan
Islam akan sangat efektif sesuai dengan kondisi dan situasi yang muncul pada
saat itu. Tidak ada gaya kepemimpin yang lebih efektif melainkan dengan situasi
dan kondisi yang berkembang. Dalam manajemen sebuah lembaga pendidikan Islam
harus mempunyai beberapa komponen yang tepat sehingga menghasilkan suatu
kinerja yang tepat dan bijaksana antara lain planning, organizing,
actuating, dan controlling.
Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka pemimpin yang efektif adalah yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Mampu
memberdayakan bawahannya untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan
prosedur yang baik, lancar dan produktif.
2. Dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3. Mampu
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan
mereka secara aktif dalam rangka mewujutkan tujuan lembaga pendidikan yang
diharapkan
4. Berhasil
menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan.
5.
Bekerja dengan Tim manajemen.
6.
Berhasil mewujutkan visi dan misi pada lembaga tersebut secara produktif sesuai
dengan ketentuan yang telah ditentukan.
Dengan
demikian, untuk mewujudkan kepemimpinan yang efektif, manajemen kepemimpinan
pada suatu lembaga merupakan tolok ukur dalam mengelola bagus tidaknya mutu
sebuah lembaga pendidikan. Indikator kepemimpinan yang efektif dan produktif
akan terlihat jika seorang pemimpin mampu berdaya dan memberdayakan, disiplin,
keratif, inovatif, harmonis, dewasa, kolaboratif, sehingga dapat mewujudkan
visi misi sesuai dengan target yang telah direncanakan.
ORGANISASI MEMBUTUHKAN PEMIMPIN
Organisasi
dapat terlaksana dengan baik, jika pemimpin mampu menjalankan peran, tugas,
pokok dan fungsinya dengan baik. Peranan pemimpin dalam organisasi sangat
diperlukan agar dapat memengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan bawahannya
dalam organisasi. Dalam mengembangkan organisasi, seorang pemimpin harus
mempunyai nilai dan kepercayaan yang jelas dan kuat tentang tujuan organisasi
yang diinginkan. Pemimpin memiliki kontribusi sebagai pencipta dan membentuk
karakter organisasi, sebab dengan karakter pemimpin yang memiliki kemampuan dan
kekuasaan yang baik maka tujuan organisasi akan
mudah dicapai. Selain itu, pemimpin memiliki visi dan misi, kemudian
memberikan contoh dan menyebarkannya yang kemudian diikuti oleh bawahannya.
Hubungan yang saling terbuka dan percaya merupakan hal yang mendukung
penyebaran nilai-nilai dan norma yang ada dalam budaya organisasi. Peranan
pemimpin dalam mengembangkan budaya organisasi tercermin pada integrasi satu
sama lain dengan menggunakan bahasa dan tata cara yang berlaku, adanya
norma-norma yang berlaku seperti standar dan ketentuan perilaku, termasuk
petunjuk tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan, nilai-nilai penting yang
hendak ditanamkan, dibangun, dan dipahami bersama oleh segenap anggota
organisasi. Misalnya kualitas pelayanan, efesiensi, dan lain-lain. Setelah
terbentuknya karakter organisasi, maka akan memberikan anggota organisasi
pemahaman tentang cara-cara atau pola berperilaku, berpikir serta para anggota
organisasi dapat pula berperan aktif dalam pengambilan keputusan. Apabila
pemimpin membentuk budaya tersebut, maka mereka tidak membentuknya berdasarkan
pilihan sendiri, melainkan melalui interaksi terus-menerus dengan anggota
organisasi yang lain. Ini berarti seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan
komunikasi strategis dan dasar power yang kuat (Kertahadi, 2003: 32).
Untuk mewujudkan
seorang pemimpin yang efektif dan berkualitas, maka dapat dipaparkan beberapa
gaya kepemimpinan yang dapat dijadikan sebagai acuan sebagai berikut:
1.
Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Visioner.
Gaya kepemimpinan dalam organisasi yang
pertama di abad ke-21 adalah visioner. Seorang pemimpin dalam organisasi perlu
menjadi individu yang visioner, dimana dirinya mampu untuk merancang tujuan dan
visi misi yang jelas, serta meyakinkan seluruh anggotanya bahwa mereka sedang
menuju jalan keberhasilan.Beberapa contoh kepemimpinan dalam organisasi adalah
para pemimpinnya mampu mengamati dan mendengarkan orang-orangnya dalam lapisan
organisasi apapun. Selain itu, mereka juga mampu untuk mempertimbangkan dan mengintegrasikan
berbagai perspektif orang lain dengan pemikiran original yang mereka miliki.
Tidak hanya itu, sebagai pemimpin yang visioner, mereka mampu bekerja dengan
baik dalam tim dan membimbing anggotanya untuk menuju visi misi yang
diharapkan.
2.
Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Arsitek.
Dengan memiliki visi dan misi yang jelas,
seorang pemimpin sebenarnya sedang menjadi arsitek organisasi yang terarah.
Para pemimpin dalam organisasi bukan hanya dituntut untuk merancang rencana
masa depan, namun mereka juga diharapkan dapat mendesain organisasi menjadi
sebuah sistem yang transparan dan canggih. Dalam hal ini, para pemimpin juga
diharapkan secara berkala memeriksa desain inti dari dasar organisasi tersebut.
Misalnya, mengecek kembali tentang bagaimana produk-produk organisasi dapat
diproduksi secara efisien, bagaimana jumlah penjualan dapat ditingkatkan,
bagaimana cara meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan, dan lain-lain.
Peran kepemimpinan dalam organisasi abad ke-21 harus mampu menjadi arsitek yang
tangguh dalam membangun model bisnis di dalam organisasinya.
3.
Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Katalisator (Catalyst).
Sebagai seorang pemimpin di dalam organisasi,
terutama di abad ke-21, para pemimpin dituntut untuk memiliki gaya kepemimpinan
seperti katalisator atau catalyst. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan katalisator
perlu melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
-
Menyingkirkan segala hambatan yang dirasakan oleh anggota tim dan
mendukung ide-ide cemerlang mereka agar menjadi kenyataan.
-
Membina hubungan yang baik ke seluruh lapisan organisasi.
-
Membantu orang-orang dalam menghubungkan apa yang mereka
kerjakan dengan visi dan misi organisasi.
-
Membangun lingkungan kerja yang inklusif, dan membantu
meningkatkan motivasi anggota organisasi.
4.
Kepemimpinan dalam Organisasi Bertindak sebagai Pelatih (Coach).
Kepemimpinan dalam
organisasi akan terasa tidak lengkap jika pemimpinnya tidak bertindak sebagai
pelatih (coach) bagi para karyawan atau anggota timnya. Ketika seorang pemimpin
berhasil membimbing para anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi yang
diharapkan, maka secara otomatis organisasi tersebut akan lebih mudah untuk
mencapai kesuksesan. Tidak hanya itu, para karyawannya juga akan berpikir lebih
strategis dan mencoba mengasah kemampuan mereka untuk bekerja lebih baik dalam
kolaborasi yang harmonis.
Dengan mencermati 4 gaya kepemimpinan dalam
organisasi di atas, terutama di abad 21 yang modern ini, maka untuk mengenal
dan memahami keutamaan apa saja yang terkandung pada kepemimpinan dalam
organisasi, mari kita simak beberapa keutamaan pemimpin dalam orghanisasi
sebagai berikut:
1. Membantu Mempengaruhi
Perilaku Orang Lain.
Kepemimpinan dalam organisasi yang kuat akan
membentuk seorang pemimpin yang mampu memengaruhi anggota timnya. Para pemimpin
ini mampu membawa para anggotanya untuk tetap berada di bawah kendalinya. Tentunya,
pengendalian ini akan tetap berada di jalur yang baik yaitu, jalur untuk meraih
kesuksesan organisasi yang diinginkan bersama.
2. Membantu dalam
Menyelesaikan Konflik secara Efektif.
Kepemimpinan dalam organisasi yang efektif
menuntut para pemimpin agar mampu menyelesaikan tantangan dan masalah yang
dihadapi. Karena dalam berorganisasi berbagai konflik organisasi, baik konflik internal
maupun eksternal. Kepemimpinan dalam organisasi yang efektif mengizinkan para
pemimpin untuk selalu memfasilitasi, memperhatikan, mengapresiasi, dan
memberikan solusi terhadap para anggota dalam mengekspresikan pendapat dan
ide-ide anggota. Dengan menerapkan kepemimpinan efektif, maka pemimpin diharapkan
akan mampu mencari solusi konflik yang tepat dengan risiko yang sekecil-kecilnya.
3.
Membantu Para Anggota dalam Memenuhi Kebutuhan Mereka.
Seorang pemimpin yang baik akan selalu
berusaha dalam menjalin hubungan yang baik dengan para anggotanya, ini
dilakukannya pada seluruh lapisan organisasi. Tidak hanya hubungan baik yang
dibina, namun para pemimpin ini juga akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
para anggotanya. Sebagai contoh, pemimpin tahu pengembangan diri seperti apa
yang diharapkan anggotanya di dalam organisasi, sehingga dirinya berusaha untuk
memenuhinya. Para pemimpin yang seperti ini sangat paham bahwa setiap kali
pemimpin menaruh fokus dan perhatiannya pada kebutuhan karyawan, maka karyawan
akan bekerja dengan dedikasi dan antusiasme yang lebih tinggi. Kepemimpinan
dalam organisasi yang efektif akan membantu para pemimpin dan anggota berada
dalam hubungan yang harmonis.
4. Membantu
Memperkenalkan Perubahan Baru yang Diperlukan Organisasi.
Kepemimpinan dalam organisasi di abad 21
benar-benar menghadirkan lingkungan bisnis yang berubah dengan sangat cepat.
Konsekuensinya, organisasi yang tidak mau beradaptasi pada perubahan yang ada,
mereka harus siap untuk tertinggal dengan organisasi lainnya. Oleh karena itu,
akan ada banyak perubahan yang memang harus diperkenalkan oleh pemimpin kepada
anggota timnya di dalam organisasi. Jika hal ini tidak dilakukan, para
karyawan juga tidak akan mampu untuk mengikuti segala perkembangan dan
perubahan yang ada. Sedangkan, karyawan adalah salah satu sumber daya dan
kekuatan terbesar dalam setiap organisasi. Melalui kepemimpinan dalam
organisasi yang efektif, maka pemimpin dan karyawan akan mampu menaklukkan
segala perubahan bersama-sama dengan sangat baik.
5. Membantu Pelatihan dan
Pengembangan Para Karyawan di dalam Organisasi.
Keutamaan lain yang ada pada kepemimpinan
dalam organisasi adalah ikut membantu segala pelatihan dan pengembangan
kompetensi anggota. Dengan melakukan hal ini, para pemimpin secara tidak
langsung sedang membentuk calon para pemimpin baru di masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Amri, Husnul. 2016. “Kepemimpinan
Yang Efektif”. Jurnal. Banten : Widyaiswara
Ahli
Madya Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten
Dedi
Novianto. (2011). Kepemimpinan Karismatik Dalam Pendidikan Islam. Diambil pada
tanggal 29 Juni 2021 dari
https://dedinoviyanto.com/my-papers/kepemimpinan-kharismatik-dalam-pendidikan-islam/
Rivai, H. Veithzal (2012). Pemimpin
dan Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Hikmat. (2009). Manajemen
Pendidikan Bandung: Pustaka Setia.
Irawanto, D. W. (2008). Kepemimpinan
Esensi dan Realitas. Malang: Banyumedia.
Kartono, K. (2008). Pemimpin dan
Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Hassan, Abdullah dan Ainon Muhamad.
1998. Komunikasi untuk pemimpin. Kuala Lumpur:
Utusan Publication & Distributors
Sdn. Bhd.
Rivai, dan Veithzal. 2004. Kepemimpinan
dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Radja Grafindo
Persada.
Moedjiono Imam. 2002.
Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta : UII. Press.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah memberikan komentarnya