https://saweria.co/jamilsaiful

CONTOH RTL PEMBELAJARAN MENDALAM



WARNING!!! DISCLAIMER:

"RTL INI HANYA SEBAGAI CONTOH DAN DAPAT DISESUAIKAN DENGAN RTL SEBELUMNYA AGAR TERJADI KESINAMBUNGAN ANTARA PROGRAM PADA RTL SEBELUMNYA" 


Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dalam konteks sekolah memiliki makna bahwa proses pembelajaran tidak hanya sekedar ‘memahami’ dan ‘mengingat’ – melainkan mampu mengaplikasi, merefleksi, dan mentransfer pemahaman dalam konteks nyata dengan makna bagi peserta didik. Sebagaimana disebutkan dalam panduan resmi, pengalaman belajar pada pembelajaran mendalam mencakup: memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. ([Sistem Informasi Kurikulum Nasional)

Rencana Tindak Lanjut (RTL) menjadi bagian strategis agar setelah pelatihan atau sosialisasi konsep, sekolah (atau gugus) benar-benar melakukan tindakan, monitoring dan evaluasi untuk menjamin keberlanjutan. 

Artikel ini membahas bagaimana merancang RTL baik di tingkat satuan pendidikan (sekolah) Anda, yaitu SD Negeri 1 Srimenganten, maupun di tingkat gugus sekolah – sekaligus memberikan contoh konkret yang bisa Anda adaptasi.

Contoh Simpel : CONTOH RTL SIMPEL

Kerangka Konsep dan Landasan

Sebelum menyusun RTL, penting memahami beberapa hal:
Landasan teoritik

Dalam panduan Kurikulum, pembelajaran mendalam dilakukan melalui fase: awal (orientasi, apersepsi, motivasi), inti (mengalami/calon memahami – mengaplikasi – merefleksi), dan penutup (umpan balik dan merencanakan lanjutan). ([Sistem Informasi Kurikulum Nasional][1])

Empat kerangka utama dalam pembelajaran mendalam yang sering dijadikan acuan: praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, penciptaan lingkungan belajar, dan pemanfaatan digital. 

Keberlanjutan dan tindak lanjut setelah pelatihan penting untuk memastikan guru, sekolah, dan sistem lebih dari sekedar “ikut pelatihan” tetapi juga “berubah praktik”. ([Melintas Edukasi][4])

Mengapa RTL penting

Agar investasi pelatihan/professional development tidak berhenti begitu saja setelah acara selesai.

Agar sekolah dapat menyesuaikan strategi dengan konteks lokal (misalnya: di Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus) dan memastikan implementasi nyata di kelas.

Agar ada mekanisme monitoring dan evaluasi sehingga bisa diketahui apa yang berjalan dengan baik, apa yang perlu diperbaiki.

Contoh Rencana Tindak Lanjut di Sekolah (SD Negeri 1 Srimenganten)

Berikut contoh struktur dan isi RTL yang bisa Anda gunakan/adaptasi.

Judul Program

“Penguatan Pembelajaran Mendalam di SD Negeri 1 Srimenganten melalui Siklus Inkuiri Kolaboratif dan Kemitraan Komunitas Belajar”.

Tujuan

Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran mendalam dengan pendekatan inkuiri-kolaboratif hingga 90% guru menggunakan minimal satu siklus dalam semester ini.

Memfasilitasi kolaborasi guru-guru dalam komunitas belajar (KBM) untuk berbagi praktik baik dan refleksi mingguan sehingga tercapai minimal 80% kehadiran forum komunitas belajar.

Membangun lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran mendalam (sarana, ruang refleksi siswa, pemanfaatan digital) sehingga setidaknya 70% siswa melaporkan bahwa pembelajaran menjadi “lebih bermakna” (melalui survey siswa).

Indikator Keberhasilan

* Persentase guru yang menyusun RPP dan LKPD berbasis pembelajaran mendalam.

* Jumlah sesi komunitas belajar yang dilaksanakan dan dokumentasi berbagi praktik.

* Survei awal-akhir semester pada siswa tentang pengalaman pembelajaran bermakna.

* Tersedianya ruang/ekosistem belajar yang memungkinkan eksperimen/penjelajahan siswa (misalnya pojok refleksi, digital learning corner).

File Contoh RTL bisa diunduh disiniContoh RTL di Sekolah dan di Gugus

Langkah-Kegiatan (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi & Tindak Lanjut)

Perencanaan: Sosialisasi konsep pembelajaran mendalam untuk seluruh guru. Pemutakhiran visi-misi sekolah agar mencerminkan nilai pembelajaran mendalam. | Agustus – minggu 1 | Kepala Sekolah & Tim Kurikulum |

Pembentukan tim implementasi (GSIP) dan komunitas belajar guru (CBG). Audit sarana dan lingkungan belajar. | Agustus – minggu 2 | Tim Kurikulum & Guru

Pelaksanaan: Workshop guru dalam merancang RPP & LKPD berbasis pembelajaran mendalam (fokus “memahami-mengaplikasi-merefleksi”). | Agustus – akhir | Guru Penggerak & Narasumber Internal |

|Uji coba pembelajaran mendalam di kelas oleh tiap guru (minimal satu siklus) dengan dokumentasi dan refleksi. | September – Oktober | Guru Kelas & Koordinator KBM |

Pelaksanaan komunitas belajar mingguan: berbagi praktik, refleksi, studi kasus antar guru. | September – Desember | CBG & Kepala Sekolah |

Evaluasi:  Pengumpulan dokumentasi (RPP, LKPD, video proses pembelajaran, refleksi guru). Survei siswa tentang pengalaman pembelajaran. | Desember – minggu 1 | Tim Kurikulum |

Analisis hasil, identifikasi hambatan, dan penyusunan perbaikan. | Desember – minggu 2 | Tim Kurikulum & Kepala Sekolah |

Tindak Lanjut : Penyebaran hasil praktik baik di sekolah. Revisi RPP/LKPD berdasarkan hasil evaluasi. Integrasi pembelajaran mendalam dalam rencana kerja sekolah (RKS) tahun berikutnya. | Januari (tahun berikut) | Kepala Sekolah & Tim Kurikulum |

File Contoh RTL bisa diunduh disiniContoh RTL di Sekolah dan di Gugus

Sumber Daya

* SDM: Kepala Sekolah, Tim Kurikulum, Guru Penggerak, seluruh guru.

* Non SDM: ruang workshop, perangkat digital (laptop, proyektor), ruang kelas fleksibel, literatur pembelajaran mendalam, documentasi/video kamera sederhana, anggaran pelatihan internal.

* Waktu: kira-kira 5 bulan untuk tahap awal (Agustus-Desember), dan tindak lanjut Januari tahun berikut.

* Mitra: orang tua/wali, komunitas belajar, pihak luar (misalnya narasumber perguruan tinggi/­penggiat pembelajaran mendalam).


Profil Lulusan yang Dicapai

Melalui program ini diharapkan siswa memiliki:

* Kemandirian dalam belajar (menemukan sendiri, mengeksplorasi)

* Penalaran kritis (menganalisis, merefleksi proses belajar sendiri)

* Kreativitas dan kolaborasi (kerja kelompok, proyek nyata)

* Kewargaan dan komunikasi (berbagi hasil belajar, presentasi)

* Meningkatnya keimanan & ketakwaan (melalui konteks pembelajaran bermakna dan refleksi diri)


Contoh Rencana Tindak Lanjut di Tingkat Gugus Sekolah

File Contoh RTL bisa diunduh disiniContoh RTL di Sekolah dan di Gugus

Untuk memperluas dampak dan saling mendukung antar sekolah dalam satu gugus (misalnya gugus sekolah di Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus), berikut contoh adaptasi pada level gugus.

Judul Program

“Penguatan Jaringan Gugus Sekolah untuk Implementasi Pembelajaran Mendalam: Kolaborasi Antar Sekolah di Gugus X”.

Tujuan

* Membangun jaringan komunitas belajar guru antar sekolah dalam gugus, dengan 100% sekolah anggota ikut minimal dua pertemuan per semester.

* Menyediakan platform berbagi praktik baik antar sekolah (misalnya sekolah model).

* Mengembangkan standar operasional minimal (SOP) dan rubrik evaluasi bersama mengenai pembelajaran mendalam di seluruh sekolah gugus.

Indikator Keberhasilan

* Jumlah pertemuan komunitas antar sekolah telah dilaksanakan.

* Dokumen SOP/rubrik bersama selesai dan diadopsi oleh sekolah anggota.

* Minimal satu sekolah anggota menjadi “pilot school” dan berbagi praktik ke sekolah lainnya.

Langkah-Kegiatan

1. Kick-off meeting antar kepala sekolah dan koordinator gugus untuk menyepakati visi, timeline, dan pembagian peran.

2. Pelatihan bersama guru dari seluruh sekolah dalam gugus tentang pembelajaran mendalam (sharing narasumber, praktisi).

3. Pembentukan sub-komunitas (misalnya: guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah) untuk mentoring antar sekolah.

4. Pelaksanaan “benchmark visit” antar sekolah: kunjungan ke sekolah anggota yang sudah lebih maju praktik pembelajaran mendalam.

5. Produksi bersama dokumen panduan/good practice gugus: video pendek, laporan mini, rubrik evaluasi.

6. Monitoring dan evaluasi bersama: pengumpulan data, refleksi gugus, penyusunan rencana tindak lanjut untuk tahun berikutnya.

Sumber Daya

* SDM: Koordinator gugus, kepala sekolah anggota, guru penggerak dari tiap sekolah.

* Non SDM: Ruang pertemuan, media dokumentasi (video, web-gugus), anggaran transport antar sekolah, platform daring (WhatsApp/Google Meet) untuk komunitas belajar virtual.

* Waktu: satu semester untuk implementasi awal, tindak lanjut tahun berikut.

Profil Lulusan yang Dicapai di Level Gugus

* Siswa dari sekolah-sekolah anggota lebih siap menghadapi tantangan abad 21 (kolaborasi, komunikasi, teknologi).

* Guru lebih reflektif dan terbuka terhadap perubahan praktik pembelajaran.

* Sekolah-sekolah anggota lebih kuat dalam jaringan kerja sama internal-eksternal.


Tips Praktis untuk Pelaksanaan & Keberlanjutan

* Pastikan komitmen pimpinan sekolah (Kepala Sekolah) untuk mendukung, alokasikan waktu rutin untuk komunitas guru.

* Mulailah dari **pilot kecil**: satu atau dua guru atau satu kelas terlebih dahulu agar praktik lebih terkendali dan bisa dijadikan showcase.

* Dokumentasikan proses (foto, video, jurnal guru) sehingga bisa menjadi bahan refleksi dan sharing antar sekolah/gugus.

* Gunakan refleksi guru dan siswa sebagai data untuk perbaikan – bukan sekadar “melaksanakan” tetapi “bagaimana perbaikan ke depan”.

* Jadwalkan pertemuan komunitas guru rutin (misalnya setiap 2 minggu) dan jadwalkan sharing antar sekolah di gugus minimal tiap semester.

* Libatkan orang tua/wali dan lingkungan sekitar sebagai mitra pembelajaran: misalnya untuk proyek sekolah yang menerapkan pembelajaran mendalam kontekstual.

* Integrasikan pembelajaran mendalam ke dalam dokumen sekolah: visi-misi, rencana kerja sekolah, kalender pendidikan agar menjadi bagian dari budaya sekolah, bukan sekadar program sementara.

Dengan menyusun dan melaksanakan RTL yang sistematis di tingkat sekolah dan memperluas ke tingkat gugus, maka agenda pembelajaran mendalam akan menjadi bagian terintegrasi dari budaya sekolah dan jaringan sekolah. Semoga contoh-struktur di atas dapat Anda modifikasi sesuai kondisi di SD Negeri 1 Srimenganten dan gugus sekolah di Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus.

File Contoh RTL bisa diunduh disiniContoh RTL di Sekolah dan di Gugus




Komentar