Thursday, August 19, 2021

1.1..a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya

 

1.1..a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya

Durasi : 1 JP (45 menit)

Moda : Mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta menuangkan pemahamannya atas pemikiran KHD dalam konteks perannya sebagai guru dan interaksinya dengan siswa dan warga sekolah.



Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)

Anda akan membuat sebuah karya (video pendek, komik, lagu, puisi, poster, infografis dll) sebagai bentuk konkret pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara.  Karya Anda menjadi sebuah demonstrasi pemahaman Anda tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara sesuai dengan konteks kelas dan sekolah asal Anda.

Sebagai gambaran, metafora atau perlambang dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk memahami sebuah konsep yang rumit. Filosofi KHD mengenai asas Tri-Kon dapat dilambangkan sebagai sistem tata surya, di mana murid digambarkan sebagai planet yang mengorbiti matahari (simbol nilai kemanusiaan) dalam garisnya masing-masing. Setiap planet berevolusi dengan kecepatan yang berbeda-beda, namun tak pernah berhenti bergerak (Syahril, 2018).  Selain metafora, cara lain untuk mengabadikan pemahaman dan pengalaman belajar kita adalah dengan karya seni. Jadi, mengapa kita tidak menciptakan sesuatu yang menarik mengenai filosofi pendidikan KHD? Membuat lagu, puisi, gambar, poster metafora, atau karya apapun tentu akan menyenangkan.


Instruksi Penugasan:

1.    Buatlah satu karya teks atau verbal atau visual (video pendek/komik/lagu/puisi/poster/infografis) untuk menggambarkan pengetahuan dan pemahaman Anda mengenai pemikiran filosofis KHD dalam konteks Anda sebagai guru, interaksi dengan murid dan warga sekolah.

pengetahuan dan pemahaman mengenai pemikiran filosofis KHD dalam konteks sebagai guru, interaksi dengan murid dan warga sekolah.

Sebagai guru saya memahami bahwasanya pembelajaran dilakukan dengan merdeka, bebas dari segala  unsur kehendak subjektif yang memaksa pada sesuatu yang bersimpangan dengan kodrat peserta didik, dan dengan menerapkan sikap dan sifat “penghambaan diri pada anak” adalah sesuatu yang harus diwujudkan dalam rangka melayani kebutuhannya sebagai manusia yang memiliki kodrat alam dan kodrat zaman, dan untuk mewujudkan hal itu harus bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti kepala sekolah, guru lainnya, komite sekolah dan warga sekolah lainnya yang terkait dengan mengedepankan asas trikon. Tertuang dalam puisi http://bit.ly/puisijatidirikinikembali_CGPsaifuljamil_2020

2.    Karya itu merupakan sebuah perumpamaan yang Anda gunakan sebagai wujud kontekstual pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran KHD.

Puisi : Puisi di sini



No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah memberikan komentarnya

Penerapan Multi-Factor Authentication (MFA) pada Platform ASN Digital BKN

  Penerapan Multi-Factor Authentication (MFA) pada Platform ASN Digital BKN Seiring meningkatnya ancaman siber seperti phishing, pencurian i...