Sintesis Berbagai
Materi Modul 1.1. Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Oleh
Saiful Jamil, S.Pd.
(SD Negeri 1
Srimenganten Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus)
Salam Sehat, dan Salam Bahagia!
Apa yang saya percaya tentang murid
dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1.? Karakter siswa di dalam kelas terutama dalam menanggapi materi sangatlah
beragam, pembelajaran dengan materi yang sama dihadapkan pada siswa yang
mempunyai karakter berbeda menjadikan suatu masalah yang lumrah dan biasa. Hal ini
terjadi karena pendidik hanya menggunakan dan memahami cara-cara atau metode
konvensional dan bahkan pembelajaran yang kaku, pasif dan hanya berlangsung
satu arah.
Pengetahuan dan pemahaman
pendidik cenderung mengejar target materi yang harus tersampaikan sesuai dengan
buku dan modul yang didapat tanpa melalui analisis profil peserta didik. Pembelajaran
dilangsungkan sesuai dengan kehendak pendidik dan seolah memaksa peserta didik
untuk tunduk dan mengikuti apa yang diinginkan pendidik tanpa mempertimbangkan
keadaan peserta didik baik dari sisi kognisi dan nonkoginisi peserta didik.
Dengan pemberlakuan
pembelajaran yang sedemikian di atas, tak ayal membuat guru cenderung menyalahkan secara sepihak dan tak
jarang menyebutnya masalahnya ada di pihak peserta didik tanpa mau merefleksi
diri, tentang bagaimana ia melakukan hal-hal yang baru yang dapat mengubah
situasi pembelajaran yang membuat peserta didik nyaman. Guru cenderung
memaksakan kehendaknya pada materi yang diajarkan dan membuat sanksi-sanksi
berupa hukuman sebagai bentuk frustasi atas kegagalan yang sengaja menutupi
kelemahannya dalam proses pembelajaran. Lebih mirisnya lagi, sanksi berupa
hukuman tersebut sama sekali tidak membangun karakter peserta didik kearah
profil pelajar pancasila.
Guru selalu berorientasi
pada hasil bahkan mengabaikan proses dan kesungguhan peserta didik dalam
memahami apa yang sedang dituju dalam pembelajaran. Orientasi kepada nilai
berupa angka-angka menjadikan guru tidak balance
dalam memberikan perhatian kepada peserta didik. Maka, yang terjadi adalah
ketimpangan dan tidak meratanya pengembangan potensi peserta didik.
Pada masa pendemi ini,
seakan menjadi tantangan baik bagi guru dan begitupula bagi seorang peserta
didik. belum selesai masalah pembelajaran seperti biasanya yaitu tatap muka
dengan berbagai persoalannya, kini muncul tantangan baru yaitu bagaimana cara
agar pembelajaran dapat terus berlangsung di tengah pandemi.
Dalam hal ini, inovasi seorang
pendidik sangat dibutuhkan dan menjadi tantangan yang harus dihadapi. Hal ini menimbukkan dampak yang beragam baik
untuk untuk seorang pendidik dan peserta didik. adapun dampak yang terjadi pada
seorang pendidik dan peserta didik adalah:
1.
Bagi guru yang tidak mampu
dan tidak memiliki kemauan dalam berinovasi menghadapi tantangan akan merasa
sulit beradaptasi dan menimbulkan pembiaran terhadap peserta didik dengan
menerapkan pembelajaran yang hanya mengandalkan buku yang dibagikan, sehingga
siswa hanya mengandalakan ketercapaian pencatatan buku yang telah dibagikan.
2.
Bagi guru yang mau dan mampu
menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan berbagai variasinya akan menjadi
tambahan pengetahuan sehingga menjadikan tatangan yang menarik untuk
dilaksanakan dan menjadikan pembelajaran peserta didik menjadi lebih bermakna.
Apa yang berubah dari pemikiran atau
perilaku saya setelah mempelajari modul ini?. Dengan mempelajari pemikiran dan filosofi yang di gagas oleh Ki Hajar
Dewantara, saya mencoba untuk memahami dan memaknai apa beberapa pemikiran
seperti ;
1.
Guru Ibarat Petani
Ki Hajar Dewantara mengibaratkan seorang guru sebagai seorang petani yang
harus mampu mengolah lahan pertaniannya baik dari cara mengolah lahan agar
subur, menyirami tanaman, memupuk dan menyianginya agar tanaman subur dan
membuahkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.
Tringa (Ngerti, Ngrasa,
Nglakoni) selaras dengan trilogi Cipta, Rasa, Karsa (Globaliteit Psychologie).
Ngerti berarti siswa memahami, Ngerasa berarti siswa merasakan, Ngelakoni siswa
memperbuat atau melakukan dan dalam hal ini penulis memahaminya bahwa
pendidikan harus didasarkan pada mengalami dengan mengamali.
3.
Berhamba kepada Sang Anak, berarti
bahwa sebagai guru hendaknya memperhatikan dan memprioritaskan apa yang menjadi
kepentingan anak dengan tanpa mengharapkan timbale balik materi, secara tulus
ikhlas dalam mendidik, dan dalam hal ini menulis memahami bahwa dengan berhamba
kepada anak dapat diartikan juga berhamba atau mengabdi kepada bangsa dan negara.
4.
Ing ngarsa sung tuladha, Ing
madya mangun karsa, Tut wuri handayani yang berarti di depan memberi contoh.
Seorang guru sudah sepatutnya menjadi sosok yang diguru dan ditiru oleh peserta
didik khususnya, dan umumnya bagi masyarakat, Ing Madyo Mangun Karso, di tengah
memberi semangat, guru harus mampu memberikan apresiasi berbagai karakter yang
dimiliki anak dengan wujud berusaha menumbuhkembangkan bakat dan minat siswa
sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan Tut Wuri Handayani yang berarti di
belakang memberikan dorongan, guru harus mau dan mampu memotivasi apa yang
menjadi cikal bakal potensi baik yang telah ada, maupun menggali potensi
peserta didik.
5.
Trikon
Trikon adalah akronim dari Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentris,
secara singkat kontinuitas berarti pendidikan dan pembelajaran secara merdeka
harus berkesinambungan dan tidak stagnan, konvergensi berarti tidak menutup
diri dari pengetahuan yang terbarukan dari berbagai sumber, tetapi harus
konsentris, yaitu yang berarti apapun pengetahuan-pengetahuan baru yang telah
didapatkan, kita harus tetap berpegang teguh kepada kepribadian dan cirri khas
bangsa kita sendiri yaitu bangsa Indonesia.
6.
Sistem Among
Sistem ini adalah metode yang sesuai untuk diterapkan kepada peserta
didik, karena merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada
pola asih, asah, dan asuh. Guru tidak lagi menggunakan paksaan, tapi memberikan
pemahaman sehingga peserta didik mengerti dan memahami yang terbaik bagi diri
dan lingkungan masyarakatnya.
7.
Merdeka Belajar
Ki Hadjar Dewantara berulang kali menekankan tentang kemerdekaan dalam
belajar. Dalam hal ini berarti peserta didik diberikan ruang dan kepercayaan
yang seluas-luasnya dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, namun dengan
tetap diarahkan dan dipantau oleh guru. Guru mencermati garis kodrat kemampuan
murid agar jiwanya merdeka lahir batin. Belajar menyenangkan memberi ruang bagi
murid untuk merdeka dalam belajarnya. Seorang guru sebagai penuntun bagi tumbuh
kembang peserta didik sekaligus sebagai “pamong” dalam memberi tuntunan dan
arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya, sehingga
selamat dan bahagia hidupnya baik masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Dari paparan di atas, maka
jelaslah penulis mencoba dan berusaha menerapkan apa yang telah dipelajari
untuk diterapkan kepada peserta didik, seperti menjadikan peserta didik sebagai
anak kandung sendiri, memperlakukan anak
dengan memberikan pendidikan yang tulus ikhlas, tanpa pamrih, membuat
pembelajaran berasas tringa dan trikon dengan sistem among agar menjadikan
pembelajaran yang merdeka.
Apa yang bisa segera saya terapkan
lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD? dengan mencoba menerapkan materi yang telah di pelajari di kelas untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari yang dalam hal ini penulis membuat sebuah
pembelajaran khusunya pada masa pandemi ini dengan nama “Jaring Teri” yaitu Pembelajaran Daring dengan Tema Sehari-hari
dengan diiringi oleh asas trikon, sehingga menjadikan ssebuah pembelajaran yang
benar-benar merdeka dalam belajar sehingga nantinya menjadikan manusi yang
memiliki karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Adapun konsep “Jaring Teri” ini adalah dengan
rancang sebagai berikut ;
Judul
Modul : Jaring Teri (Pembelajaran Daring dengan Tema Sehari-hari)
Nama
Peserta : Saiful Jamil
1.
Latar Belakang:
a)
Pembelajaran daring karena dalam masa pandemi
b)
Kepemilikan sarana yang minim
c)
Pembelajaran masih konvensional
d)
Pembelajaran dengan cara mengamali dengan mengalami
2.
Tujuan:
(Apa dampak yang pada murid ingin dilihat dari
rancangan tindakan ini?)
a)
Pembelajaran tidak hanya teori yang tertuang dalam buku tetapi lebih
kepada penerapan dalam kehidupan sehari-hari
b)
Peserta didik diberikan kebebasan
menerapkan pembelajaran sesuai aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari dengan
mengutamakan ketaatan dalam beribadah, beradab, dan berbudi pekerti di rumah
dan di lingkungan sekitar
3.
Tolak Ukur
(Bukti apa yang dapat dijadikan indikator bahwa
tindakan ini berjalan dengan baik?)
a)
Peserta didik tetap mendapatkan pembelajaran di tengah masa pandemi
b)
Peserta didik mendapatkan pembelajaran
yang tidak terlalu formatif dan membosankan
c)
Peserta didik mendapatkan kebebasan belajar sesuai dengan aktifitasnya
dengan memperhatikan kurikulum
d)
Peserta didik mampu menunjukkan aktifitasnya sehari-hari dengan mendokumentasikannya dalam
jadwal dan foto kegiatan dengan mengedepankan profil pelajar pancasila
4.
Linimasa tindakan yang akan dilakukan:
a)
Memulai penjajakan
pendapat orang tua siswa dengan kuisioner tentang bagaimana agar pembelajaran
tetap berlangsung (Tripusat 1, November 2020
Minggu Ke- 1)
b)
Bekerjasama dengan
alumni dan masyarakat yang memiliki
gawai (Tripusat 2, November 2020 Minggu
Ke-2)
c)
Merancang aplikasi
pembelajaran daring dengan basis rancang belajar mengutamakan ketaatan dalam
beribadah, adab dan budi pekerti (November 2020 Minggu Ke-3 )
d)
Menerapkan pembelajaran
daring tema sehari-hari yang dikaitkan melalui tema materi dalam kehidupan sehari-hari dengan
merdeka belajar dengan asas trikon (November 2020 Minggu Ke-4, dst)
5.
Dukungan yang dibutuhkan
(Apa saja bahan, alat, atau tenaga yang anda
butuhkan untuk menjalankan tindakan? Bagaimana anda mendapatkannya?)
a)
Kerjasama dengan masyarakat dan alumni yang rumahnya berdekatan dengan
siswa yang tidak memiliki gawai
b)
Membuat rancang pembelajaran daring yang bisa diakses oleh beberapa siswa
dengan 1 gawai
c)
Kerjasama dengan para orang tua tentang
pemahaman materi yang dibuat
Cara:
a) Menghubungi alumni dan masyarakat tentang
kesanggupan meminjamkan gawai saat pembelajaran berlangsung
b) Membuat pembelajaran yang mudah diakses
Salam Sehat, dan Salam Bahagia!
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah memberikan komentarnya